Harga emas mempertahankan bias bullish mendekati rekor tertinggi di tengah kekhawatiran tarif AS, penjualan USD yang berkelanjutan
- Harga emas terus menarik aliran safe-haven pada hari Senin di tengah ketidakpastian terkait perdagangan.
- USD merosot ke titik terendah dalam dua tahun di tengah kekhawatiran resesi yang semakin menguntungkan pasangan XAU/USD.
- Kondisi jenuh beli pada grafik harian memerlukan kehati-hatian sebelum memasang taruhan bullish baru.
Harga emas (XAU/USD) mempertahankan kenaikan intraday yang kuat mendekati puncak sepanjang masa sepanjang sesi Asia pada hari Senin dan masih dalam jarak dekat dari angka bulat $3.400. Investor tetap khawatir tentang potensi dampak ekonomi dari tarif agresif Presiden AS Donald Trump dan perang dagang AS-Tiongkok yang meningkat dengan cepat, yang terus meningkatkan permintaan untuk logam mulia yang merupakan aset aman tradisional.
Lebih jauh lagi, investor telah kehilangan kepercayaan pada ekonomi AS di tengah ketidakpastian atas kebijakan perdagangan Trump. Selain itu, taruhan bahwa Federal Reserve (Fed) akan segera melanjutkan siklus pemotongan suku bunga menyeret Dolar AS (USD) ke level terendah sejak April 2022 dan selanjutnya menguntungkan harga Emas yang tidak memberikan imbal hasil. Namun, kenaikan XAU/USD mungkin akan berhenti sejenak di tengah kondisi yang terlalu tegang pada grafik harian.
Ringkasan Harian Penggerak Pasar: Harga emas terus mendapat manfaat dari kombinasi faktor pendukung
- Para investor tetap khawatir tentang potensi dampak ekonomi dari tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump dan perang dagang AS-Tiongkok yang meningkat dengan cepat, yang mendorong harga Emas sebagai aset safe haven ke puncak tertinggi sepanjang masa pada hari Senin. Faktanya, Trump baru-baru ini mengenakan tarif hingga 145% pada barang-barang Tiongkok tertentu, dengan beberapa bea masuk dilaporkan mencapai 245%. Sebagai balasan, Tiongkok telah mengenakan tarif sebesar 125% pada produk-produk AS.
- Sementara itu, kebijakan perdagangan agresif Trump dapat merusak tatanan perdagangan dunia dan memicu resesi di AS. Hal ini, pada gilirannya, menyeret Dolar AS ke level terendah sejak April 2022 dan semakin menguntungkan logam mulia tersebut. Para pelaku pasar USD mengabaikan komentar agresif Ketua Federal Reserve Jerome Powell, dengan mengatakan bahwa bank sentral berada pada posisi yang tepat untuk menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum membuat perubahan apa pun pada sikap kebijakan.
- Lebih jauh, pelaku pasar masih memperkirakan kemungkinan bahwa Fed akan melanjutkan siklus pemangkasan suku bunga pada bulan Juni dan menurunkan biaya pinjaman hingga satu persen penuh pada akhir tahun ini. Hal ini ternyata menjadi faktor lain yang turut mendorong arus menuju logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil, di tengah kondisi perdagangan yang lesu akibat libur Senin Paskah dan meskipun kondisi jenuh beli pada grafik harian.
- Iran dan AS sepakat pada hari Sabtu untuk memulai diskusi tingkat ahli guna merancang kerangka kerja untuk kesepakatan nuklir yang potensial. Selain itu, gencatan senjata satu hari Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina pada hari Sabtu memicu harapan bahwa ketegangan dapat mereda. Namun, hal ini tidak banyak membantu meningkatkan kepercayaan investor atau mengurangi permintaan untuk aset safe haven tradisional, sehingga mendukung prospek apresiasi lebih lanjut untuk pasangan XAU/USD.
- Tidak ada data ekonomi relevan yang akan dirilis dari AS pada hari Senin, meskipun pidato Presiden Chicago Fed Austan Goolsbee mungkin akan memengaruhi USD. Selain itu, perkembangan terkait perdagangan akan memberikan dorongan bagi komoditas tersebut. Fokus pasar kemudian akan beralih ke rilis PMI kilat pada hari Rabu, yang akan memberikan wawasan baru tentang kesehatan ekonomi global.