Harga emas naik dalam perdagangan yang sepi pada hari Selasa karena dolar AS dan imbal hasil obligasi melemah di tengah meningkatnya prospek penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada awal Maret tahun depan.
"Harga emas telah melanjutkan kenaikannya di minggu baru ini, setelah menerima lampu hijau dari data pengeluaran konsumsi pribadi AS yang lebih lemah dari perkiraan pada Jumat lalu, yang memvalidasi ekspektasi tingkat dovish yang diperkirakan oleh pasar," kata ahli strategi pasar IG Yeap Jun Rong.
“Selama tren data ekonomi masih ada, harga emas mungkin akan kembali menembus kisaran konsolidasi atas di level $2.080 ke depan,” tambah Yeap.
Data pada hari Jumat menunjukkan bahwa harga-harga di AS turun pada bulan November untuk pertama kalinya dalam lebih dari 3,5 tahun, mendorong kenaikan inflasi tahunan lebih jauh di bawah 3%.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Para pedagang sekarang memperhitungkan peluang 89% penurunan suku bunga oleh bank sentral AS pada bulan Maret, menurut alat CME FedWatch.
Indeks dolar turun 0,1%, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya, sedangkan imbal hasil obligasi acuan AS bertenor 10 tahun turun tipis menjadi 3,8838%.
Sementara itu, militer AS melancarkan serangan udara balasan yang presisi di Irak setelah serangan pesawat tak berawak satu arah pada Senin pagi oleh militan yang bersekutu dengan Iran menyebabkan tiga tentara AS terluka.
Emas dipandang sebagai aset safe-haven pada
saat ketidakpastian geopolitik.
Pasar di Australia, Selandia Baru, Hong Kong
dan Zona Euro tutup pada hari Selasa untuk libur Boxing Day.