
Harga minyak menguat dan menuju kenaikan mingguan terbesar sejak pertengahan Juni, didorong oleh ketegangan geopolitik dan kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
West Texas Intermediate (WTI) stabil di atas $69 per barel, mencatatkan kenaikan mingguan lebih dari 6%, sementara Brent sedikit di bawah $72. Kenaikan tajam ini terjadi di tengah ancaman Trump untuk memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia, jika Kremlin tidak segera menyepakati gencatan senjata di Ukraina.
Trump juga menargetkan India dalam kebijakan tarif barunya, menyusul pembelian minyak dan senjata dari Rusia oleh negara tersebut. Ia menandatangani perintah eksekutif yang menaikkan tarif terhadap Kanada dari 25% menjadi 35%, dan menetapkan tarif global minimum sebesar 10%. Untuk India, Trump telah mengancam akan memberlakukan tarif 25%. Situasi ini membuat pasar energi global gelisah, terutama dengan risiko pembalasan dari mitra dagang yang terdampak.
Pemerintah India sendiri telah meminta para kilangnya untuk mulai merancang strategi pembelian minyak non-Rusia, sebagai bentuk antisipasi terhadap tekanan tarif tersebut. Saat ini, lebih dari sepertiga total impor minyak India berasal dari Rusia, menjadikannya salah satu faktor utama ketegangan dalam dinamika perdagangan global. Pasar kini menunggu respons negara-negara yang terdampak dan potensi dampaknya terhadap pasokan energi dunia.
Sumber: Bloomberg