
USD/JPY melemah setelah mencapai level tertinggi delapan bulan di 154,45 pada sesi sebelumnya, diperdagangkan di kisaran 153,80 selama sesi Asia pada hari Jumat. Pasangan ini melemah seiring penguatan Yen Jepang (JPY) menyusul data Indeks Harga Konsumen (IHK) Tokyo dan Perdagangan Ritel. Indeks Harga Konsumen Tokyo naik 2,8% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada bulan Oktober, setelah kenaikan sebelumnya sebesar 2,5%. IHK Inti naik 2,8% secara tahunan (yoy), naik dari 2,5% dalam dua bulan sebelumnya dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 2,6%. Angka ini tetap jauh di atas target Bank of Japan (BoJ) sebesar 2%, memperkuat ekspektasi akan langkah bertahap menuju kebijakan moneter yang lebih ketat.
Perdagangan Ritel Jepang secara tak terduga meningkat sebesar 0,5% year-on-year pada bulan September, pulih dari penurunan 0,9% yang direvisi turun pada bulan Agustus, tetapi masih di bawah ekspektasi pasar sebesar 0,7%. Sementara itu, produksi industri awal tumbuh 2,2% year-on-month, melampaui proyeksi kenaikan 1,5% dan pulih dari penurunan 1,5% pada bulan sebelumnya. Ini menandai kenaikan pertama sejak Juni dan laju tercepat sejak Februari.
Namun, pasangan USD/JPY menguat karena Yen Jepang menghadapi tantangan pada hari Kamis setelah Gubernur BoJ Kazuo Ueda menyatakan bahwa ekonomi pulih dengan kecepatan sedang tetapi memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan global dapat menghambat pertumbuhan dan menekan laba perusahaan. BoJ mempertahankan suku bunga acuan di level 0,5%, sesuai dengan ekspektasi, dengan keputusan yang disahkan melalui pemungutan suara 7-2 setelah anggota dewan Naoki Tamura dan Hajime Takata kembali menganjurkan kenaikan suku bunga menjadi 0,75%. Bank sentral menegaskan kembali bahwa mereka akan bergerak menuju normalisasi kebijakan setelah target ekonomi dan inflasi tercapai. Dolar AS menguat setelah Presiden AS Trump mengumumkan pengurangan tarif terhadap Tiongkok dari 57% menjadi 47%. Ia juga menambahkan bahwa sengketa tanah jarang telah terselesaikan, sehingga memastikan tidak ada lagi pembatasan terhadap ekspor tanah jarang Tiongkok.
Sumber : fxstreet.com