
Harga minyak stabil karena investor mempertimbangkan dampak dari surplus yang muncul akibat sanksi AS terhadap Rusia yang telah mengganggu beberapa aliran minyak mentah.
Harga West Texas Intermediate diperdagangkan di bawah $60 per barel setelah sedikit menurun pada sesi sebelumnya. Brent ditutup mendekati $64. Harga minyak mentah unggulan Rusia ini telah jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua tahun, hanya beberapa hari sebelum sanksi AS menghantam produsen utama Rosneft PJSC dan Lukoil PJSC.
Harga minyak berjangka turun tahun ini karena ekspektasi kelebihan pasokan global membebani prospek, dengan Badan Energi Internasional memperkirakan rekor surplus pada tahun 2026. Kelebihan pasokan ini didorong oleh kembalinya produksi yang terhenti dari OPEC dan sekutunya, dan lebih banyak produksi dari luar grup. Namun, masih ada risiko geopolitik lain yang membara yang dapat menekan harga, termasuk serangan di Sudan yang telah menghambat ekspor, dan penyitaan kapal tanker minyak oleh Iran minggu lalu di dekat Selat Hormuz yang vital.
WTI untuk pengiriman Desember turun 0,3% menjadi $59,74 per barel pada pukul 07.30 pagi di Singapura.
Brent untuk pengiriman Januari turun 0,3% menjadi $64,20 per barel pada hari Senin. (azf)
Sumber: Bloomberg