Insight

News

#minyakmentah#treding - PT. Midtou Aryacom Futures
WTI berada di sekitar $74,20 dengan bias positif setelah Israel menolak tawaran gencatan senjata Hamas
  • Harga WTI bisa menguat karena Israel menolak tawaran gencatan senjata dari Hamas.
  • Stok Minyak Mentah EIA mencapai 5,521 juta barel dibandingkan perkiraan 1,895 juta barel.
  • Ladang minyak terbesar di AS, cekungan serpih Permian, diperkirakan mengalami pertumbuhan tahunan paling lambat sejak tahun 2021.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di sekitar $74,20 per barel selama sesi Asia pada hari Kamis. Harga Minyak mentah diperkirakan akan melanjutkan kenaikan beruntunnya untuk sesi keempat berturut-turut. Harga WTI mendapat dukungan kenaikan karena muncul hambatan dalam gencatan senjata dalam konflik Israel-Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tawaran Hamas untuk melakukan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza. Meskipun demikian, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengisyaratkan kemungkinan negosiasi lebih lanjut untuk mencapai resolusi. Selain itu, delegasi dari Hamas, yang dipimpin oleh pejabat senior Khalil Al-Hayya, akan melakukan perjalanan ke Kairo pada hari Kamis untuk melakukan pembicaraan dengan Mesir dan Qatar yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Stok Minyak Mentah Mingguan American Petroleum Institute (API) menunjukkan perbaikan, melaporkan angka sebesar 0,674 juta barel, berbeda dengan penurunan sebelumnya sebesar 2,5 juta barel. Meskipun demikian, angka yang dilaporkan masih jauh dari perkiraan sebesar 2,133 juta barel untuk pekan yang berakhir pada tanggal 2 Februari, sehingga memberikan dukungan bagi harga minyak mentah.

Namun, Administrasi Informasi Energi (EIA) AS melaporkan stok Minyak Mentah sebesar 5,521 juta barel, melampaui perkiraan 1,895 juta barel dan angka sebelumnya sebesar 1,234 juta barel. Hal ini mungkin telah meredam kenaikan harga minyak.

Selain itu, cekungan serpih Permian, ladang minyak terbesar di AS yang mencakup Texas dan New Mexico, diperkirakan akan mengalami pertumbuhan tahunan paling lambat sejak tahun 2021. Perkembangan ini semakin memperkuat harga minyak, karena perlambatan pertumbuhan akan membatasi kenaikan produksi AS secara keseluruhan. Ditambah lagi dengan revisi perkiraan EIA mengenai penurunan pertumbuhan produksi minyak AS pada tahun 2024.




By Admin Midtou
on 2024-02-08, 12:30