EUR/USD memperpanjang penurunannya untuk sesi kedua berturut-turut, diperdagangkan di sekitar 1,1540 selama jam-jam Asia pada hari Senin. Pasangan mata uang ini terdepresiasi karena Dolar AS (USD) menguat di tengah meningkatnya permintaan aset safe haven karena ketegangan geopolitik meningkat di Timur Tengah.
Israel mulai menyerang fasilitas nuklir dan pabrik rudal Iran pada hari Jumat. Iran menanggapi dengan menyerang Israel pada hari Minggu malam, dengan ledakan yang terlihat di kota pesisir Haifa. Israel terus menyerang target militer di Iran, meskipun ada seruan internasional untuk diplomasi dan de-eskalasi, menurut CNN. Selain itu, media Iran Mehr News melaporkan bahwa Iran telah memulai operasi tahap keempat terhadap Israel pada hari Minggu. Para pejabat Iran menekankan bahwa mereka akan "menanggapi dengan tegas setiap tindakan nekat" dari Israel.
Pada hari Jumat, University of Michigan (UoM) menunjukkan bahwa Indeks Sentimen Konsumen naik menjadi 60,5 pada bulan Juni dari 52,2 sebelumnya. Angka ini berada di atas konsensus pasar sebesar 53,5. Federal Reserve AS (Fed) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kebijakannya tidak berubah dalam kisaran 4,25%–4,50% dalam keputusan mendatang pada hari Rabu. Namun, para pedagang sekarang memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September.
Namun, penurunan pasangan EUR/USD mungkin terbatas karena Euro (EUR) mendapat dukungan dari meningkatnya sentimen seputar Bank Sentral Eropa (ECB) yang menghentikan siklus pelonggarannya guna menilai dampak tarif baru AS.
Sumber : fxstreet