Insight

News

#Gold#Treding - PT. Midtou Aryacom Futures
Harga Emas Melemah di Tengah Fokus Negosiasi Dagang AS

Harga emas melemah setelah mencatat dua pekan penurunan beruntun, seiring berkurangnya permintaan akibat sentimen pasar yang cenderung risk-on, di tengah upaya Gedung Putih menyelesaikan kesepakatan dagang dengan sejumlah negara sebelum tenggat waktu 9 Juli.

Logam mulia sempat turun hingga 0,8% pada awal perdagangan Asia sebelum memangkas sebagian kerugiannya. Investor kini mencermati sejauh mana perkembangan pembicaraan dagang. Menurut Bloomberg News pada Jumat, Uni Eropa dan AS percaya dapat mencapai semacam kesepakatan dagang tepat waktu, sementara negosiasi dengan India, Jepang, dan beberapa negara lain masih berlangsung. Bloomberg juga melaporkan bahwa AS hampir mencapai kesepakatan dengan Meksiko dan Vietnam.

Meski demikian, jika mengacu pada dua kesepakatan Trump sebelumnya dengan China dan Inggris, kemungkinan besar kesepakatan baru ini juga tidak akan menyentuh isu-isu utama secara menyeluruh, dan banyak rincian yang akan dinegosiasikan di kemudian hari.

Secara tahunan, harga emas masih naik sekitar seperempat sejak awal tahun, dan saat ini diperdagangkan sekitar $230 di bawah rekor tertingginya pada April. Permintaan terhadap aset aman seperti emas tetap tinggi akibat ketegangan geopolitik dan kekhawatiran dagang. Namun, emas tampaknya akan mencatatkan penurunan bulanan pertamanya di tahun 2025, seiring meredanya konflik Timur Tengah dan membaiknya sentimen konsumen serta ekspektasi inflasi di AS.

Harga spot emas turun 0,2% ke level $3.269,16 per ons pada pukul 08.24 pagi waktu Singapura. Sementara itu, indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,1%. Harga perak dan paladium juga melemah, sedangkan platinum justru menguat.

Di sisi lain, perhatian investor juga tertuju pada RUU pemotongan pajak senilai $4,5 triliun yang diajukan Presiden Trump dan sedang dibahas di Senat. Partai Republik berupaya menggalang dukungan untuk meloloskan RUU tersebut dalam pemungutan suara yang diperkirakan berlangsung hingga Senin. Sementara biaya besar dari RUU ini menjadi sorotan, terutama bagi kalangan konservatif fiskal yang khawatir hal tersebut dapat semakin memperbesar defisit anggaran.

Sumber: Bloomberg

By Admin Midtou
on 2025-06-30, 10:32