
Harga minyak kembali naik setelah OPEC+ menegaskan rencana untuk menghentikan sementara kenaikan produksi selama kuartal pertama. Keputusan yang dipimpin Arab Saudi ini dianggap sebagai respons terhadap kondisi pasar musiman yang cenderung lebih lemah. Brent kini diperdagangkan di atas $63 per barel, sementara WTI mendekati $60, memberi sinyal bahwa pasar mulai menyesuaikan diri dengan kebijakan pasokan terbaru tersebut.
Kenaikan ini datang setelah minyak mencatat penurunan bulanan selama empat bulan berturut-turut akibat kekhawatiran surplus pasokan. IEA bahkan memprediksi rekor kelebihan pasokan pada 2026, sementara JPMorgan memperkirakan harga minyak bisa turun mendekati $50 per barel. Meski demikian, ketegangan geopolitik-yang beberapa kali muncul sepanjang tahun-masih menjadi faktor yang kerap menahan harga agar tidak jatuh lebih dalam.
Salah satu pemicu terbaru adalah retorika Presiden Donald Trump terkait Venezuela, yang sempat memperingatkan kemungkinan penutupan wilayah udara di sekitar negara tersebut. Meski komentarnya mereda keesokan hari, kehadiran pasukan AS di kawasan itu membuat pasar tetap berhati-hati. Sementara itu, volume perdagangan WTI melonjak di awal sesi Asia, menyusul gangguan pada platform CME hari Jumat lalu saat AS merayakan Thanksgiving, yang sempat mengguncang aktivitas pasar global. (az)
Sumber: Newsmaker.id