
Harga emas dunia (XAU/USD) turun ke sekitar $4.210 pada sesi awal Asia, Rabu pagi. Pelemahan ini terjadi setelah reli kuat sebelumnya, ketika banyak pelaku pasar memilih ambil untung (profit-taking) lebih dulu. Investor juga memilih menunggu rilis data ekonomi penting AS beberapa hari ke depan sebelum membuka posisi baru.
Hari ini pasar menunggu data ADP Employment Change (data tenaga kerja swasta) dan ISM Services PMI (kegiatan sektor jasa) AS. Kedua data ini penting karena bisa memberi gambaran kekuatan ekonomi Amerika. Jika datanya kuat, pasar bisa mulai ragu soal seberapa agresif The Fed akan memangkas suku bunga. Kalau datanya lemah, justru bisa menguatkan harapan pemangkasan suku bunga lanjutan.
Secara harian, emas sudah turun sekitar 0,65%, terutama karena aksi ambil untung dari trader jangka pendek dan sentimen risiko yang sedikit membaik di pasar keuangan. Namun, ruang turun emas diperkirakan tidak terlalu dalam, karena pelaku pasar masih yakin The Fed akan memangkas suku bunga lagi bulan ini. Seorang analis, Peter Grant dari Zaner Metals, mengatakan pasar hanya mengalami profit-taking ringan dan ekspektasi pemangkasan suku bunga masih cukup stabil.
Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan pelaku pasar kini memperkirakan sekitar 89% peluang The Fed memangkas suku bunga 25 bps pada pertemuan 9–10 Desember, naik dari sekitar 71% seminggu lalu. Suku bunga yang lebih rendah biasanya mengurangi biaya peluang memegang emas, karena imbal hasil instrumen berbunga jadi lebih kecil. Ini yang membuat emas tetap punya penopang di tengah koreksi harga.
Dari sisi geopolitik, pasar juga memantau rencana pertemuan utusan AS Steve Witkoff dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas kemungkinan kesepakatan damai perang Rusia–Ukraina. Jika tensi memanas lagi, minat terhadap aset aman seperti emas bisa naik dan mendorong harga. Sebaliknya, kalau pasar melihat peluang damai makin besar, permintaan emas sebagai safe haven bisa berkurang dan menekan harga emas dalam jangka pendek.(Asd)
Sumber: Newsmaker.id