
Harga minyak global bergerak stabil di tengah berbagai dinamika geopolitik yang saling bertabrakan. Minyak mentah Brent berada sedikit di bawah $64 per barel, sementara WTI mendekati $60. Salah satu fokus utama pasar adalah hubungan energi antara India dan Rusia, terutama setelah Presiden Vladimir Putin menjanjikan pengiriman bahan bakar tanpa hambatan ke India. Isu ini menjadi semakin penting karena negosiator AS tiba di India untuk melakukan pembicaraan perdagangan.
Di sisi lain, perkembangan terkait potensi kesepakatan damai Ukraina-Rusia juga memengaruhi pergerakan harga. Presiden AS Donald Trump menyebutkan bahwa ia telah berdiskusi dengan Putin dan para pemimpin Ukraina, termasuk Volodymyr Zelenskiy. Namun keadaan di lapangan masih panas, dengan Ukraina melancarkan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia, termasuk terminal CPC di Laut Hitam yang merupakan jalur ekspor utama. Serangan ini menyebabkan gangguan pemuatan minyak dan mendorong kenaikan harga minyak fisik.
Meski ketegangan meningkat, pasar tetap dibayangi kekhawatiran mengenai kelebihan pasokan global. Produksi dari OPEC+ serta negara-negara di luar kelompok-seperti AS, Brasil, dan Guyana-diperkirakan melampaui permintaan yang tumbuh lambat. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, pelaku pasar menantikan laporan prospek bulanan dari EIA, IEA, dan OPEC yang dijadwalkan rilis minggu ini, yang kemungkinan besar akan memberikan petunjuk arah pasar berikutnya. (az)
Sumber: Newsmaker.id