Insight

News

#DXY#Dolar#trading#currency - PT. Midtou Aryacom Futures
Dolar Menguat Menjelang Pekan Data Yang Sibuk Dengan Fokus Pada Inflasi AS

Dolar menguat pada hari Senin (26/2) menjelang minggu yang penuh dengan rilis data ekonomi penting yang akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek suku bunga global, dengan pembacaan inflasi AS yang menjadi pusat perhatian.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, atau PCE, – ukuran inflasi pilihan Federal Reserve – akan dirilis pada hari Kamis, dengan ekspektasi kenaikan 0,4% setiap bulan.

Angka inflasi di zona euro, Jepang dan Australia juga ada dalam kalender data minggu ini, bersamaan dengan keputusan suku bunga dari Reserve Bank of New Zealand, atau RBNZ, dan pembacaan PMI di Tiongkok.

Menjelang rilis data tersebut, greenback naik tipis di awal perdagangan Asia, mendorong euro turun 0,04% menjadi $1,0817, sementara dolar Selandia Baru turun 0,55% menjadi $0,6164.

Kiwi telah naik 1,2% pada minggu lalu, dibantu oleh pelemahan dolar secara luas dan risiko kenaikan suku bunga dari RBNZ pada hari Rabu. Meskipun sebagian besar ekonom memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, kedepannya menunjukkan peluang sekitar 30% untuk kenaikan sebesar 25 basis poin.

"Saya pikir RBNZ akan mempertahankan OCR (suku bunga resmi) tidak berubah dan kemungkinan akan menyebabkan kiwi jatuh jika pasar tidak memperhitungkan kenaikan suku bunga jangka pendek," kata Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia. atau CBA.

"Tetapi penurunan apa pun pada kiwi kemungkinan akan cukup kecil karena kami memperkirakan RBNZ akan tetap cukup hawkish."

Sterling datar di $1,2671, sedangkan dolar Australia turun 0,07% menjadi $0,6559.

Data harga konsumen nasional Jepang akan dirilis pada hari Selasa dan diperkirakan menunjukkan inflasi inti melambat ke tingkat tahunan sebesar 1,8% pada bulan Januari, terendah sejak Maret 2022.

Hal ini akan mempersulit rencana Bank Sentral Jepang (BoJ) untuk mengakhiri suku bunga negatif dalam beberapa bulan mendatang, sehingga membuat yen tetap berada di bawah tekanan dalam waktu dekat.

Mata uang Jepang terakhir sedikit lebih tinggi pada 150,40 per dolar, setelah jatuh lebih dari 6% terhadap dolar pada tahun ini karena perbedaan suku bunga yang mencolok antara AS dan Jepang.

Indeks dolar terakhir naik 0,04% pada 104,01.(mrv)

Sumber : Reuters

By Admin Midtou
on 2024-02-26, 12:30