Pasangan USD/JPY melonjak lebih tinggi karena Dolar AS (USD) menguat menyusul keputusan Federal Reserve untuk tidak mengubah suku bunga, ditambah dengan optimisme baru atas hubungan dagang AS-Inggris. Presiden AS Donald Trump menyoroti apa yang ia gambarkan sebagai "terobosan besar" dalam hubungan dagang dengan Inggris, yang meningkatkan sentimen pasar. Namun, kehati-hatian tetap ada karena rincian tentang perjanjian tersebut menunjukkan bahwa tarif 10% untuk barang-barang Inggris akan tetap berlaku, yang berpotensi meredam antusiasme awal.
Indeks Dolar AS (DXY) melampaui angka kritis 100,00, didukung oleh data ekonomi yang kuat dan sikap kebijakan Federal Reserve yang stabil. Klaim pengangguran mingguan turun menjadi 228 ribu untuk minggu yang berakhir pada 3 Mei, turun dari 241 ribu pada minggu sebelumnya, menandakan kekuatan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja AS. Risalah Bank of Japan (BOJ) dari pertemuannya di bulan Maret menunjukkan prospek yang hati-hati , dengan para pembuat kebijakan khawatir tentang dampak tarif AS terhadap ekonomi Jepang yang bergantung pada ekspor. Perbedaan dalam kebijakan bank sentral ini telah menguntungkan USD daripada JPY.
Analisis Teknis
Secara teknis, USD/JPY diperdagangkan dalam pola bullish, saat ini berkisar di dekat 146,00 setelah mencapai level tertinggi harian di 146,18. RSI berada di 54,16, mencerminkan bias netral, sementara MACD menunjukkan sinyal beli yang jelas. Rata-rata pergerakan jangka pendek, termasuk EMA 10 hari (143,90) dan SMA 10 hari (143,69), sejajar dalam konfigurasi bullish. Namun, level resistensi jangka panjang tetap berada di SMA 100 hari (150,55) dan SMA 200 hari (149,58), yang berpotensi membatasi kenaikan lebih lanjut. Level support utama teridentifikasi pada 144,78, 144,63, dan 144,56, sedangkan resistensi terlihat pada 146,18, 146,42, dan 148,35. Singkatnya, USD/JPY tetap siap untuk kenaikan lebih lanjut selama bertahan di atas level support utama, dengan para pedagang memantau dengan cermat data ekonomi AS yang masuk dan berita utama geopolitik untuk potensi volatilitas di sesi mendatang.